Inilah 4 Keistimewaan Borobudur Marathon yang Memikat Ribuan Pelari Setiap Tahunnya

Putri Anggia
3 min readMay 28, 2024

--

Sebanyak 10.453 orang pelari meramaikan event Borobudur Marathon 2023 yang berlangsung di kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang bulan November lalu. Tidak hanya diikuti pelari dari berbagai kota di Indonesia, perhelatan tahunan ini juga diikuti oleh 78 pelari dari mancanegara. Para pelari berlomba dalam tiga kategori yaitu 10 km, separuh maraton atau 21 km, dan maraton 42 km.

Jumlah peserta meningkat drastis jika dibanding tahun sebelumnya yaitu 4.552 orang. Peningkatan ini salah satunya disebabkan karena melonjaknya peminat gaya hidup sehat pascapandemi, khususnya pada olahraga lari. Namun, selain alasan tersebut, Borobudur Marathon (Bormar) memang memiliki beberapa keistimewaan yang menjadikannya unik dibandingkan dengan event lomba lari lainnya di Indonesia.

Berikut adalah 4 keistimewaan Borobudur Marathon yang membuat para pelari selalu memburu tiketnya.

  1. Kombinasi Pemandangan yang Memukau
    Keistimewaan Borobudur Marathon yang pertama adalah karena event lomba lari ini menyuguhkan pemandangan yang luar biasa dengan latar belakang megahnya Candi Borobudur serta lansekap kota Magelang yang masih alami sepanjang rute. Di kilometer awal saja, mata para pelari sudah dimanjakan dengan hamparan sawah hijau dan latar belakang perbukitan Menoreh. Berlanjut hingga melewati Candi Pawon dan Masjid Kubah Emas yang mengagumkan. Belum lagi jalur pemukiman dengan hangatnya sambutan warga yang menyemangati dari teras-teras rumah mereka. Inilah yang memberikan pengalaman lari yang begitu berkesan.
  2. Rute Menantang dan Steril
    Permasalahan yang sering dialami oleh para pelari jauh dan pelari maraton adalah rasa bosan, apalagi jika rutenya kurang variatif. Di Borobudur Marathon, pelari tidak akan mengalaminya karena Bormar memang terkenal akan rutenya yang menantang dan epik. Ini karena kawasan Borobudur memang memiliki banyak jalan menanjak dan menurun. Tercatat total elevasi yang dilalui pelari kategori maraton sekitar 320 meter, untuk rute separuh maraton sekitar 160–170 meter, sedangkan pelari kategori 10 km kurang dari 70 meter. Yang paling menantang adalah tanjakan di kilometer 35. Tanjakan ini paling ditakutkan peserta karena bertepatan dengan titik terakhir cut-off points (COP). Jika sampai di titik itu pelari melebihi batas waktu yang ditentukan, 5 jam 50 menit, mereka otomatis didiskualifikasi. Di kategori separuh maraton pun ada tanjakan menantang, yaitu di kilometer 17. Para pelari menyebutnya “Tanjakan Cinta”. Meski begitu, semua rute ini full steril, artinya pelari tidak akan berpapasan dengan kendaraan maupun warga yang berlalu lalang.
  3. Cheering Kolosal Warga Lokal
    Borobudur Marathon dikenal akan cheering yang kolosal, bukan cuma sekadar orang-orang yang memberikan suntikan semangat di pinggir jalur. Tercatat ada 19 desa dan 46 sekolah dilibatkan dalam memberikan semangat kepada para pelari. Dari kostum, poster-poster bertuliskan dukungan, bendera, bunga-bunga, buah-buahan lokal, hingga alat musik tradisional, dikerahkan para warga dan pelajar dengan penuh antusiasme untuk menyemangati para pelari sepanjang jalur lomba.
    Inilah salah satu aspek yang menciptakan atmosfer yang meriah dan penuh semangat pada perhelatan Borobudur Marathon. Cheering ini bahkan telah menjadi ciri khas yang tak bisa dilepaskan dari event lari tertua di Indonesia ini.
  4. Desain Medali Estetik Penuh Makna
    Bagi para pelari, medali memiliki makna mendalam melampaui sekadar benda kenangan. Di balik setiap medali, terdapat cerita perjuangan, pengorbanan, dan dedikasi. Itu mengapa, desain dan filosofi medali menjadi penting. Desain medali Borobudur Marathon terinspirasi oleh kontur batuan yang menyusun Candi Borobudur, dipadukan dengan grafik yang menyerupai siluet tampak atas Candi Borobudur. Desain ini melambangkan perjuangan para pelari untuk bisa menyelesaikan lomba, laksana ribuan batuan kokoh yang menyusun candi Borobudur sehingga menghasilkan bangunan yang kuat, megah dan tak lekang oleh masa. Itu mengapa memajang medali Borobudur Marathon di ruang tamu ataupun di media sosial menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi para pelari.

Pada 27 Mei 2024, Bank Jateng Borobudur Marathon 2024 resmi diluncurkan di Radjawali Semarang Cultural Center. Pada acara ini diumumkan Bormar akan digelar pada 1 Desember 2024 di Magelang dan mengusung tema “Run On, Mark It!”. Kategori lomba yang ditawarkan meliputi Maraton dengan harga Rp675.000, Half Marathon seharga Rp575.000, dan 10 kilometer dengan harga Rp375.000, dengan total sekitar 10 ribu pelari diperkirakan turut berpartisipasi.

Bank Jateng Borobudur Marathon 2024 menjanjikan berbagai kegiatan menarik seperti The Tour, The Big Tour, dan program Bank Jateng Pawone untuk UMKM, serta World Athletic Label yang menandakan kualitas tinggi penyelenggaraan acara. Pj. Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana menyatakan bahwa semangat “Run On, Mark It!” mencerminkan semangat pantang menyerah.

Antusiasme pelari terhadap Bank Jateng Borobudur Marathon 2024 sangat tinggi, terlihat dari partisipasi ratusan peserta dalam peluncuran acara. Para pelari dari seluruh Indonesia dan luar negeri bersemangat untuk menembus batas dan meninggalkan jejak mereka di Borobudur.

--

--